Persoalan utamaku kalau mengendarai motor, sering terlambat ngerem ketika ada lubang dijalan atau polisi tidur, padahal saya sudah berusaha fokus dan mengabaikan godaan dari kanan kiri jalan. Sekalipun banyak yang bening disana.
Setelah sekian lama, saya menemukan jawabannya. Ternyata persoalan jarak pandang, jika saya mengendara biasanya hanya melihat beberapa meter ke depan roda depan. Spele tapi menentukan.
Karena jarak fokus terlalu sempit, jika kendaraan melaju dengan kecepatan +60 km/jam. Saat ketemu polisi tidur dan lubang jalan pasti lamabat ngerem, Dan yang pasti terjadi gujlakan. Sebenarnya jika yang dibonceng cabean ini berkah. Tapi berhubung yang sering dibonceng cuma emak-emak yang sudah beranak-pianak maka jelas ini musibah... Sudahlah, jangan mikir keras.....
Ketika saya menyadari ini, saya segera berubah, tapi tidak menjadi Ultraman, Power Rangers apalagi menjadi Saras 008. Yang saya rubah cuma jarak pandang. mulailah melihat jauh kedepan Sekitar 10 sampai 15 meter.
Dan ternyata berhasil, polisi tidur dan lubang kelihatan dari jauh jadi keputusan untuk nikung sedikit atau ngerem bisa direncanakan, bahkan masih bisa lihat spion mengamati yang dibelakang cantik apa ngak... #ihhhh
Jika yang di belakang jaraknya masih jauh, bisa nikung tapi jika sudah dekat maka terpaksa harus ngerem. Pesannya, jika dompet dan ketampanan teman ada jauh di belakanmu makan silahkan tikung gebetannya, tapi kalau selisihnya dekat mending kamu ngerem aja, apalagi kamu yang dibelakangnya mending ngelus dada... Sabar... Jangan cari perkara.
Dalam kehidupan sehari hari, masih banyak orang yang seperti saya, memutuskan untuk melihat jangka pendek, "jika saya putuskan begini atau begitu apa yang saya dapat sehari, seminggu, atau sebulan kemudian" bukan lagi "jika yang saya putuskan begini dan begitu, apa yang saya dapat setahun, sepuluh tahun kemuadian dan apa yang akan terjadi setelah maalikan Izra'il memberi salam?"
Jadi jangan heran jika banyak dari kita yang pada akhirnya menjadi kriminalis, buas, maling, korup, copet, nakal, tukang tikung teman, tukang PHP dan sejenis kejahatan lainnya. dan tiba-tiba saja mereka melihat masalah ada di depannya, penjara, tiang gantungan, mertua yang bawel atau peluru eksekusi tiba-tiba mencocos kita. Sementara untuk segera berbelok atau ngerem sudah telat.
Yang namanya telat pasti bikin masalah, jemuran saja semalam telat saya angkat paginya saya sudah bermasalah dengan emak. Apalagi gebetanmu telat datang bulan, tamat riwayatmu.
Sebaliknya jika kita mampu melihat jauh kedepan dalam memutuskan, baik memutuskan kemana akan sekolah, pekerjaan apa yang akan dikerjakan, dengan siapa akan melepas masa lajang. Insyaallah kita lebih siap menghadapi masalahnya. Sehingga tidak khawatir menghadapi mertua yang bawelnya level dewa. Karena kita sudah siap segalanya, temasuk sianida dan kuburannya.
Ditulis oleh Saudara Asmawi yang telah di publikasikan di Silahkan langsung Ke Sumber ya Facebook #awie
Setelah sekian lama, saya menemukan jawabannya. Ternyata persoalan jarak pandang, jika saya mengendara biasanya hanya melihat beberapa meter ke depan roda depan. Spele tapi menentukan.
Karena jarak fokus terlalu sempit, jika kendaraan melaju dengan kecepatan +60 km/jam. Saat ketemu polisi tidur dan lubang jalan pasti lamabat ngerem, Dan yang pasti terjadi gujlakan. Sebenarnya jika yang dibonceng cabean ini berkah. Tapi berhubung yang sering dibonceng cuma emak-emak yang sudah beranak-pianak maka jelas ini musibah... Sudahlah, jangan mikir keras.....
Ketika saya menyadari ini, saya segera berubah, tapi tidak menjadi Ultraman, Power Rangers apalagi menjadi Saras 008. Yang saya rubah cuma jarak pandang. mulailah melihat jauh kedepan Sekitar 10 sampai 15 meter.
Dan ternyata berhasil, polisi tidur dan lubang kelihatan dari jauh jadi keputusan untuk nikung sedikit atau ngerem bisa direncanakan, bahkan masih bisa lihat spion mengamati yang dibelakang cantik apa ngak... #ihhhh
Jika yang di belakang jaraknya masih jauh, bisa nikung tapi jika sudah dekat maka terpaksa harus ngerem. Pesannya, jika dompet dan ketampanan teman ada jauh di belakanmu makan silahkan tikung gebetannya, tapi kalau selisihnya dekat mending kamu ngerem aja, apalagi kamu yang dibelakangnya mending ngelus dada... Sabar... Jangan cari perkara.
Dalam kehidupan sehari hari, masih banyak orang yang seperti saya, memutuskan untuk melihat jangka pendek, "jika saya putuskan begini atau begitu apa yang saya dapat sehari, seminggu, atau sebulan kemudian" bukan lagi "jika yang saya putuskan begini dan begitu, apa yang saya dapat setahun, sepuluh tahun kemuadian dan apa yang akan terjadi setelah maalikan Izra'il memberi salam?"
Jadi jangan heran jika banyak dari kita yang pada akhirnya menjadi kriminalis, buas, maling, korup, copet, nakal, tukang tikung teman, tukang PHP dan sejenis kejahatan lainnya. dan tiba-tiba saja mereka melihat masalah ada di depannya, penjara, tiang gantungan, mertua yang bawel atau peluru eksekusi tiba-tiba mencocos kita. Sementara untuk segera berbelok atau ngerem sudah telat.
Yang namanya telat pasti bikin masalah, jemuran saja semalam telat saya angkat paginya saya sudah bermasalah dengan emak. Apalagi gebetanmu telat datang bulan, tamat riwayatmu.
Sebaliknya jika kita mampu melihat jauh kedepan dalam memutuskan, baik memutuskan kemana akan sekolah, pekerjaan apa yang akan dikerjakan, dengan siapa akan melepas masa lajang. Insyaallah kita lebih siap menghadapi masalahnya. Sehingga tidak khawatir menghadapi mertua yang bawelnya level dewa. Karena kita sudah siap segalanya, temasuk sianida dan kuburannya.
Ditulis oleh Saudara Asmawi yang telah di publikasikan di Silahkan langsung Ke Sumber ya Facebook #awie