Sebenarnya, saya menjawab ini langsung di area komentar. sudah ada banyak yang komen juga. entah kenapa tiba-tiba tak bisa dibuka dan ternyata hilang. entah karena dihapus atau bagaimana saya kurang tahu.
Tapi ada hikmahnya juga sih, minimal saya paham mengapa dulu saya tak pernah mendapat tempat dihatinya. karena ternyata dikomen Afi saja terbuang entah kemana. kalau boleh pinjam Istilah Chairil Anwar "Aku Ini Binatang Jalang Dari Kumpulannya Terbuang".
Saya suka sebenarnya dengan anak muda yang cerdas, pintar, penulis, suka mencari jalan tengah demi perdamaian Indonesia dan cantik seperti dik Afi. pokoknya sedaplah. tapi entah mengapa ketika menyangkut persoalan Ahok vs Umat Islam sekarang kok tiba-tiba saya terpanggil juga untuk menjawabnya.
TERASA INGIN BILANG BEGINI
Dik Afi, sampean bilang "kalau Dia tidak menghendaki, ya sampai mati pun tak akan jadi (gubernur)" saya cukup terhibur karena jika ada yang tanya "kapan nikah?" saya tinggal bilang "kata dik Afi kalau dia tidak menghendaki maka sampai mati pun tak akan jadi". aduh..... kok tiba-tiba jadi jabariyah gitu sih?
Saya juga sangat berterimakasih kau bilang bahwa Tuhan Maha Adil dan sebagai hambanya kita tidak menuntut keadilan dariNya dengan cara yang Nista. dan saya akan sangat berterimakasih jika seandainya moncong senjatamu tidak di arahkan ke muka kami tapi ke arah muka mereka sambil kau tulis "Allah maha pemberi, tidak perlu kau pertahankan kekuasaanmu dengan cara yang Nista". ngomong-ngomong, dimana sih cara kami _yang menurutmu_ menuntut keadilan-Nya dengan cara Nista? mohon berikan contohnya barangkali kami lupa. dik Afi Anti berita Hoax lho...
Saya agak geli membaca Tulisanmu "apa nunggu dijajah Belanda lagi agar bisa bersatu kembali?" hey.... bangun. dalam perangpun tak ada jaminan kita bersatu, apakah adik lupa bahwa Imam Bonjolpun tak akan tertangkap jika tidak ada penghianatan dari residen Sumatera Barat. dik Afi Pasti masih Ingat penghianatan Kunto terhadap Jend. Sudirman. ah, dik Afi sudah pinter tak perlu di bukakan buku sejarah. mending ku bukakan Diary, barangkali kau tahu sejarah penghianatan mantanku....
Dik Afi, kami tidak suka perang, kami suka damai sama seperti Impianmu. tapi kalau di tindas begini jangankan cuma Ahok mertua sekalipun kami lawan... ups.... maaf dik Afi, masih belum punya.
Jika dik Afi menganggap kegaduhan Ini hanya soal pilkada, maaf Adik salah, ahok mau menjadi gubernur atau tidak selama dia belum ditangkap maka kegaduhan ini akan berlanjut. dan kami akan tetap melawan.
Apabila dik Afi menasehati kami agar tidak gaduh persoalan Pilkada Jakarta, maka maaf, kalau adik gatal di kaki jangan garuk di kepala. Pilkada Jakarta hanya persoalan kecil yang terpaksa kami soroti karena Paslonnya Tersangka penista agama yang bunyi mulut sama bunyi pantatnya sama saja.
Kalaupun ahok kristen dan menjadi calon gubernur saya yakin kegaduhannya tak akan seperti ini.
Dik Afi tak perlu khawatir tetang tulisan ini, adik tak akan membacanya, heheheh. tulisanku tak akan dibangikan banyak orang seperti Tulisanmu. boro-boro di bagikan di baca sebelum di like saja sudah Alhamdulillah.....
Lewat tulisan ini saya hanya ingin mengingatkan siapapun yang membaca bahwa sekalipun dik Afi berintelektual tinggi, cerdas dan banyak penggemar Adik tetaplah Manusia biasa. so, jangan terlalu lama mendongak hingga lupa di mana kaki berpijak.
Saya ingin mengingatkan diriku juga lewat kata bijak Al-Ghzali, “Janganlah kamu mengenali kebenaran dengan melihat orangnya. Kenalilah kebenaran itu, maka kamu akan mengenali orang yang mengusungnya”
Tapi ada hikmahnya juga sih, minimal saya paham mengapa dulu saya tak pernah mendapat tempat dihatinya. karena ternyata dikomen Afi saja terbuang entah kemana. kalau boleh pinjam Istilah Chairil Anwar "Aku Ini Binatang Jalang Dari Kumpulannya Terbuang".
Saya suka sebenarnya dengan anak muda yang cerdas, pintar, penulis, suka mencari jalan tengah demi perdamaian Indonesia dan cantik seperti dik Afi. pokoknya sedaplah. tapi entah mengapa ketika menyangkut persoalan Ahok vs Umat Islam sekarang kok tiba-tiba saya terpanggil juga untuk menjawabnya.
Status Afi Nihaya Faradisa di Facebook |
TERASA INGIN BILANG BEGINI
Dik Afi, sampean bilang "kalau Dia tidak menghendaki, ya sampai mati pun tak akan jadi (gubernur)" saya cukup terhibur karena jika ada yang tanya "kapan nikah?" saya tinggal bilang "kata dik Afi kalau dia tidak menghendaki maka sampai mati pun tak akan jadi". aduh..... kok tiba-tiba jadi jabariyah gitu sih?
Saya juga sangat berterimakasih kau bilang bahwa Tuhan Maha Adil dan sebagai hambanya kita tidak menuntut keadilan dariNya dengan cara yang Nista. dan saya akan sangat berterimakasih jika seandainya moncong senjatamu tidak di arahkan ke muka kami tapi ke arah muka mereka sambil kau tulis "Allah maha pemberi, tidak perlu kau pertahankan kekuasaanmu dengan cara yang Nista". ngomong-ngomong, dimana sih cara kami _yang menurutmu_ menuntut keadilan-Nya dengan cara Nista? mohon berikan contohnya barangkali kami lupa. dik Afi Anti berita Hoax lho...
Saya agak geli membaca Tulisanmu "apa nunggu dijajah Belanda lagi agar bisa bersatu kembali?" hey.... bangun. dalam perangpun tak ada jaminan kita bersatu, apakah adik lupa bahwa Imam Bonjolpun tak akan tertangkap jika tidak ada penghianatan dari residen Sumatera Barat. dik Afi Pasti masih Ingat penghianatan Kunto terhadap Jend. Sudirman. ah, dik Afi sudah pinter tak perlu di bukakan buku sejarah. mending ku bukakan Diary, barangkali kau tahu sejarah penghianatan mantanku....
Dik Afi, kami tidak suka perang, kami suka damai sama seperti Impianmu. tapi kalau di tindas begini jangankan cuma Ahok mertua sekalipun kami lawan... ups.... maaf dik Afi, masih belum punya.
Jika dik Afi menganggap kegaduhan Ini hanya soal pilkada, maaf Adik salah, ahok mau menjadi gubernur atau tidak selama dia belum ditangkap maka kegaduhan ini akan berlanjut. dan kami akan tetap melawan.
Apabila dik Afi menasehati kami agar tidak gaduh persoalan Pilkada Jakarta, maka maaf, kalau adik gatal di kaki jangan garuk di kepala. Pilkada Jakarta hanya persoalan kecil yang terpaksa kami soroti karena Paslonnya Tersangka penista agama yang bunyi mulut sama bunyi pantatnya sama saja.
Kalaupun ahok kristen dan menjadi calon gubernur saya yakin kegaduhannya tak akan seperti ini.
Dik Afi tak perlu khawatir tetang tulisan ini, adik tak akan membacanya, heheheh. tulisanku tak akan dibangikan banyak orang seperti Tulisanmu. boro-boro di bagikan di baca sebelum di like saja sudah Alhamdulillah.....
Lewat tulisan ini saya hanya ingin mengingatkan siapapun yang membaca bahwa sekalipun dik Afi berintelektual tinggi, cerdas dan banyak penggemar Adik tetaplah Manusia biasa. so, jangan terlalu lama mendongak hingga lupa di mana kaki berpijak.
Saya ingin mengingatkan diriku juga lewat kata bijak Al-Ghzali, “Janganlah kamu mengenali kebenaran dengan melihat orangnya. Kenalilah kebenaran itu, maka kamu akan mengenali orang yang mengusungnya”