Guru Budi berpulang dipukuli muridnya sendiri. Tragedi yang tak seharusnya terjadi. Hormat murid kepada guru tak seperti dulu. Sungkan siswa kepada guru tak lagi banyak ditiru. Negeri nanti seperti tak berjiwa lagi. Guru Budi meninggal karena matinya budi pekerti generasi.
Shinta, istri Guru Budi berduka tak terkira. Anak yang baru empat bulan dikandungnya, lahir nanti tak ditunggui ayahnya. Yatim si anak pada kelahirannya.
Shinta akan mengisahkan tentang Guru Budi, guru honorer di daerah terpencil yang meninggal dianiaya muridnya sendiri, kepada anaknya.
Kabar yang tak muncul sebanyak berita lainnya di media massa. Padahal inilah nilai dasar, ketika murid mulai tak menghargai gurunya, ketika siswa bisa memukuli guru semaunya.
"Guru Budi itu ayahmu, Nak," kata Shinta bertahun kemudian di hadapan pusara bertuliskan Ahmad Budi Cahyono. Tangis terpendam. Masa meredam. Luka mendalam.
Shinta, istri Guru Budi berduka tak terkira. Anak yang baru empat bulan dikandungnya, lahir nanti tak ditunggui ayahnya. Yatim si anak pada kelahirannya.
Shinta akan mengisahkan tentang Guru Budi, guru honorer di daerah terpencil yang meninggal dianiaya muridnya sendiri, kepada anaknya.
Kabar yang tak muncul sebanyak berita lainnya di media massa. Padahal inilah nilai dasar, ketika murid mulai tak menghargai gurunya, ketika siswa bisa memukuli guru semaunya.
"Guru Budi itu ayahmu, Nak," kata Shinta bertahun kemudian di hadapan pusara bertuliskan Ahmad Budi Cahyono. Tangis terpendam. Masa meredam. Luka mendalam.
=====================================================================
Kejam sungguh terlalu kejam menurut saya, Guru melangkahkan kaki dari rumah setiap hari hanya untuk mengabdi pada negara dengan berupaya untuk mencerdaskan anak bangsa, menebar pengetahuan bagi anak bangsa, meski honor yang beliau terima tidak seimbang dengan pengorbananya, beliau tidak pedulikan itu, yang terpenting adalah ilmu yang ia meliki mengalir deras untuk siswanya dengan harapan siswa yang beliau didik menjadi siswa yang berguna bagi agama, bangsa dan negara.
Bagaiaman tidak kejam, tujuan baik sang guru dibalas dengan pukulan yang mematikan, sedih rasanya hati ini, dan lebih sedihnya lagi ketika Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Setyo Mulyadi menanggapi hal ini.
Dia Mengatakan sepakat Pelaku harus dihukum atas perbuatannya. Namun, mengingat pelaku yang
belum cukup umur, maka hukuman yang tepat dikenakan kepadanya adalah
rehabilitatif.
"Hukuman yang mendidik. Jangan membuat anak yang
akan menjadi pelaku tindakan kriminal yang lebih dahsyat lagi," kata Kak
Seto.
Apalagi, lanjut Kak Seto, penjara anak juga saat ini
sudah diganti dengan Lembaga Pendidikan Khusus (LPK). Dengan dibina di
lembaga tersebut, Kak Seto berharap pelaku bisa sadar dan tak mengulangi
perbuatannya di kemudian hari.
"Jangan ada tindakan-tindakan yang melanggar harga diri anak," kata dia. Sumber : Nasional.Kompoas.com
Sebenarnya yang dikatakan Kak Seto itu benar, tapi kalau dibilang belum cukup umur, saya sendiri merasa gimanaaaa gitu. ini tindak Kriminal lo. kalau menurut saya yang termasuk belum cukup umur itu kan yang belum Baligh kalau pelaku tersebut saya yakin sudah baligh dan Kalau Dia Sampek nyentuh Anonya cewek saya yakin bisa Hamil. hehehehe
Mohon Maaf Tulisannya Ngawur, Maklum penulisnya tidak tau menau tentang Ilmu Hukum Negara, taunya hanya minta keadilan atas perbuatan anak tersebut.
Kalau peristiwa sebaliknya yang terjadi yakni Guru Memukul Siswa maka Berabe masalah ini, semuanya bicara lantang Guru telah melakukan penganiayaan berat, Guru Sadis, Guru Berbahaya dan Semacamnya apalagi sampai memakan korban jawa. saya tidak tau mereka bilang apa.
Saya Baca Berita Sebaliknya Guru Aniaya Siswa Sungguh kalau guru yang melakukan tindakan aneh, suara pembelaan terhadap siswa dan menyalahkan sepenuhnya pada guru sangat luar biasa.
Enak ya jadi anak Jaman Now, Nakal ada yang melindungi, Jaman saya dulu Kalau ketahuan di pukul guru disekolah, dirumah malah ditambah sama orang tua. karena orang tua sadar Guru tidak akan menindak murid kalau si murid tidak bersalah. jadi efek jera bisa terjadi dan tidak akan mengulangi lagi.
Kalau sekarang tidak demikian, Malah Guru jadi Bulan-bulan dari berbagai Pihak, Sekarang jadi guru itu harus ekstra hati-hati. jangan sampai melanggar undang-undang Perlindungan anak.
Tadi saya baca berita bahwa Pemerintah Didesak untuk Membentuk Badan Perlindungan Guru, Kita doakan semoga cepat terealisasi.
Demikian tulisan Ngawur ini, Semoga kedepan Guru makin diperhatikan kesejahteraannya khususnya guru honorer dimanapun beliau berada.