Dua Delapan Silam, Saya dilahirkan dari rahim seorang perempuan yang menurut saya beliau adalah Wanita Pejuang, wanita mulia yang telah mempertaruhkan nyawa beliau demi seorang anak yang sampai saat ini belum nampak baktinya terhadap beliau. beliau merawat saya dan mendidik saya dengan serba sederhana.
Dalam membesarkan saya, Beliau (Ortuku) Selalu Melakukannya dengan sederhana, mulai cara memberikan ASI hingga Nasi dan lauknya, beliau tidak pernah lebih memberikan saya makanan karena memang kehidupan dalam keluarga saya serba pas-pasan bahkan kurang.
Bahkan Saat saya makan seringkali dilarang makan ikan (red Ikan Laut) yang banyak, karena kalau anak-anak makan ikan banyak maka ketika dewasa nanti akan menjadi bodoh, itulah rangsangan dari orang tua saya agar tidak banyak makan ikan dan seperti itulah yang dimengerti saya tentang ikut waktu masih anak-anak dulu. karena saya takut bodoh ya wajar saya makan ikan sedikit kata orang madura enyek enyek.
Berdasarkan pengakuan orang tua saya tentang kenapa saya dilarang untuk memakan ikan, Selian beliau mengajarkan saya agar tidak boros juga karena orang tua saya tidak mampu untuk membelikan saya ikan setiap hari, karena pada kenyataannya beliau tau bahwa Makan ikan itu akan membuat otak kita cerdas.
Selain Hal di atas, Beruntungnya saya di lahirkan di keluarga sederhana, Saya lebih bisa mengatasi masalah ekonomi yang mencekik saya dengan tenang dan senyuman. Bayangkan saja, Bagaimana rasanya jika saya dilahirkan oleh orang kaya lalu ketika saya berumah tangga keberadaan ekonomi saya tidak selancar dengan orang tua saya, Pastilah paling tidak pusing tujuh keliling.
Sedangkan sekarang, meski saya sering kali kesulitan dalam ekonomi saya, saya merasa damai dan tidak ada sesuatu yang membuat saya bingung karena memang kehidupan saya sudah seperti itu sejak dulu, ngapain harus bingung sekarang. Bingung sich ada cuma tidak terlalu dipikirkan yang penting anak dan istri sehat sudah senang.
Walaupun terkadang harus kesana-kemari mencari isi dapur (untuk penyedap rasa) yang dikeluhkan istri, itu malah saya anggap SENI dalam Hidup. yang namanya seni harus pintar mencari solusi dan solusinya Gali Lobang, jika punya rejeki langsung Tutup Lobang, Misalkan Lobang Harus di Tutup sebelum mempunyai Rejeki Maka Gali Lobang untuk Tutup Lobang.
Itulah kehidupan saya sebagai orang yang hidup sederhana dengan lapisan ekonomi Menengah Kebawah, kuncinya hidup senang dan bahagia tidak pernah bohong dan membudayakan kejujuran dalam hidup kita. Insyaallah semuanya terselesaikan dengan baik.
Demikian Cerita Ngawur saya, semoga bermanfaat, harapan untuk kita semua agar kita bisa memaknai setiap yang terjadi pada kita adalah anugerah terindah yang bisa kita jadikan bekal untuk kehidupan yang lebih baik.